A. PENGINDRAAN DAN PENGAMATAN
1.
Pengindraan
Pengindraan ialah penyaksian indera kita atas rangsangan yang
merupakan suatu kompleks (suata kesatuan yang kabur, tidak jelas). dalam
pengindraan bagian-bagian atau unsurdari rangsangan belum terurai, masih
menjadi satu, bahkan dari kita pun seakian-akan termasuk didalamnya. Jadi jiwa
kita pasif.[1]
Individu
mengenal dunia sekitarnya dengan meggunakan alat inderanya. Supaya individu
dapat menyadari sesuatu, adanya beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
v Adanya
objek yang diamati
v Alat
indera atau reseptor yang cukup baik yaitu merupakan alat untuk menerima
stimulus
v Untuk
mengadakan pengamatan diperlukan beberapa syarat yang bersifat:
a.
Fisik atau kealaman
b.
Fisiologik
c.
Psikologik
Gejala
pengenalan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1)
Melalui Indra
a.
Di luar meliputi penginderaan dan pengamatan
b.
Di pusat yang meliputi tanggapan, ingatan, dan fantasi
2)
Melalui akal
(berfikir)
Pengertian
pendapat dan keputusan[2]
2.
Pengamatan (pencerapan, perception)
Pengamatan yaitu hasil perbuatan jiwa
secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang.[3]
Dalam pengamatan dengan sadar orang dapat
pula memisahkan unsur-unsur dari objek tersebut misalnya : becak melampaui kita
mula-mula tampak dalam kebulatannya (penginderaan), tetapi kemudian makin jelas
cat nya, belnya, pengendara rodanya dan sebagainya.
Pada umumnya pengideraan selalu disusul
dengan pengamatan. Terutama rangsang-rangsang yang menarik perhatian kita. Lain
pula hal nya halusinasi (gambaran khayal). yang timbul apabila kita menyangka
atau melihat,mendengar sesuatu, padahal objeknya tidak ada lain halnya dengan
ilusi yaitu salah menapsirkan perangsang. Jadi pengamatan tidak sesuai dengan kenyataan
atau salahpandang.
Pengamatan Melalui Panca Indera dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Melalui indera penglihatan (Mata)
Alat indera merupakan alat utama individu mengadakan
pengamatan. Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah satu-satunya
bagian individu hingga manusia dapat mengamati apa yang dilihatnya. Mata
hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus, dan
stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak hingga akhirnya
individu dapat menyadari apa yang dilihat.
b.
Melalui indra
pendengaran (Telinga)
Merupakan salah satu
alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang ada disekitarnya. Telinga dapat di
bagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Telinga bagian luar yang menerima
stimulus dari luar
2. Telinga bagian tengah yang meneruskan
stimulus yang diterima oleh telinga bagian luar
3. Telinga bagian dalam merupakan reseptor
yang sensitive yang merupakan syaraf-syaraf penerima.
B.
TANGGAPAN
1.
Tanggapan
Ialah gambaran sesuatu yang tinggaldalam ingatan setelah kita
melakukan pengamatan atau setelah kita
berfantasi.tanggapan juga disebut kesan,bekas atau kenang-kenangan. Tanggapan kebanyakan
berada dalam ruang bawah sadar atau prasadar, dan tanggapan-tanggapan itu kita
sadari setelah dalam ruang kesadaran, karena sesuatu sebab.
Tanggapan yang berada daklam ruang bawah sadar disebut latent (tersembunyi),
sedang yang berada dalam ruang kesadaran disebut actueel (sungguh-sungguh).[4]
2.
Bayangan Pengiring
Ialah bayangan yang timbul sehabis kita melihat sesuatu warna, jadi
setekah objek kita ada. ada dua macam pengiring yaitu :
a)
Bayangan
pengiring positif ialah bayangang yang sesuai dengan objeknya.
b)
Bayangan
pengiring negatifialah bayangan yang tidak sesuai dengan bendanya.
Termasuk dalam
golongan tanggapan ialah :[5]
·
Bayangan eidentik
ialah tanggapan yang jelas dan hidup sehingga menyerupai pengamatan. (eidos
= bayangan/arca)
·
Bayangan
aedentik banyak terdapat pada anak-anak.ada 2 macam tife anak yang aidentik,
ialah :
a)
Type tetanoid
atau typr T.
b)
Type basedoid
atau type B.
Proses pengiringialah besar kecilnya pengruh dari kesan-kesan yang
dimiliki. dapat dibedakan dalam 2 macam ialah :
a)
Fungsi sekunder
yaitu pengaruh dari kesan yang telah dimiliki besar sekali,ia sukar melupakan
pengalaman pada masa lampau.
b)
Fungsi primer
yaitu pengaruh-pengaruh dari kesan yang telah damiliki kecil sekali.
C.
Reproduksi
Reproduksi (reproduction), ialah timbul kembalinya suatu tanggapan
dari ruang bawah sadar ke raung kasadaran. Reproduksi dapat terjada dengan
alat-alat perantara atau tanpa perantara. yang dengan perantara,misalnya
karenah pengaruhperkataan. sedangkan yang tanpa perantara terjadi karena
kekuatan sendari timbul di ruang kesadaran. Reproduksi juga berarti pemunculan
tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar kedalam kedaan disadari
Reproduksi dapat terjadi dengan alat-alat perantaraatau tanpa
perantara. Yang dengan perantara, misalnya karena pengaruh perkataan: kiita
membaca perkataan (kalimat) Surabaya, maka timbullah tanggapan-tanggapan
tentang kebun binatang, tugu pahlawan, jembatan Suramadu (Surabaya-Madura)
sedangkan yang tanpa perantara terjadi karena kekuatan sendiri timbul di ruang
kesadaran.[6]
D.
Asosiasi
Asosiasi: (Association), ialah ikatan antara tanggapan yang satu
dengan yang lain di dalam jiwa. Asosiasi merupakan sangkut paut antara
tanggapan satu dengan yang lain didalam jiwa. Tanggapan yang berassosiasi
berkencendrungan untuk memproduksi, artinya jika yang satu disadari, maka yang
lain ikut disadari pula.
Assosiasi terjadi secara mekanis, dengan sendirinya, menurut hukum-hukum
tertentu. Herbart (pendidik bangsa jerman) mengemukakan 5 hukum assosiasi yang
mula-mula berasal dari Aristoteles, sebagai berikut;[7]
a)
Hukum sama
waktu atau serentak: artinya beberapa tanggapan yang dialami waktu yang sama
akan berassosiasi satu dengan yang lainnya. Misalnya antara bentuk benda dengan
namanya, dengan rasanya, dengan baunya, dengan warnanya.
b)
Hukum berurutan
: artinya beberapa yang kita alami berturut-turut yang satu dengan yang lain
akan berassosiasi. Misalnya; kakak dengan adek-adeknya, abjad a b c d, angka 1
2 3 4 dan sebagainya.
c)
Hukum serupa
atau persamaan: artinya berbagai tanggapan yang serupa, sejenia, dan
sebagainya, satu dengan lainnya akan berassosiasi. Dengan catatan bahwa yang
lama atau yang sering dialami akan dijadikan pedoman. Misalnya: seorang anak
untuk pertama kali melihat harimau di kebun binatang, ia teringat pada kucing
beser.
d)
Hukum
berlawanan: artinya tanggapan-tanggapan yang berlawanan satu dengan lainnya
akan berassosiasi. Misalnya: sangat gemuk dan bsangat kurus, sangat besar
dengan sangat kecil, sangat tinggi dengan pendek dan sebagainya.
e)
Hukum logis:
atau hukum sebab akibat, artinya sesuatu tanggapan yang sedang kita alami akan
mengingatkan kita keoada sebab-sebab atau pun akibat-akibatnya. Misalnya hujan
lebat akan mengingatkan mendung, dapat mengingatka banjir dan sebagainya.
E.
INGATAN
Ingatan (memori) ialah kekuatan jiwa untuk menerima,menyimpan dan
memproduksikan kesan-kesan.jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan,ialah
menerimah kesan-kesan,menyimpan dan memproduksikan.
Secara sederhana memori dapat dimengerti sebagai kemampuan untuk
menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi dimasa yang akan datang.[8]
Berdasarkan pengertian seperti diatas dikenal tiga jenis memori
yaitu:
a.
Memori
sensoris, yaitu proses penyimpanan memori
melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung amat pendek.
b. Memori jangka pendek,
suatu prosen penyimpanan memori sementara, karena informasi yang disimpan hanya
dipertahankan selama informasi tiu masih dibutuhkan.
Sifat-sifat ingatan :
-
Cepat artinya
dalam waktu sungkat dapat memahami sesuatu hal tanpa menjumpai kesungkaran.
-
Setia yaitu
kesan yang telah diterimahnya akan disimpan sebaik-baiknya.
-
Teguh artinya
dapat menyimpan kesan dalam waktu yang lama dan tidak mudah.
-
Luas artinya
dapat menyimpan kesan yang banyak.
-
Siap artinya
dengan mudah dapat memproduksi kesan.[10]
Menurut terjadinya, pemahaman dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a)
Dengan sengaja.
b)
Tidak sengaja.
Menurut cara memahaminya pemahaman dapat dijadikan 2 macam pula
yaitu :
a)
Secara mekanis
ialah menghafal secara mesin dengan tak menghiraukan apa artinya.
b)
Secara logis
ialah menghafal dengan mengenal dan memperhatikan artinya.
Adapun untuk menghafal prosa atau puisi ada 3 cara atau metode
yaitu :
1)
Metode bulat
(metode G) berasal dari kata Ganzlern metode ialah metode manghafal dangan
berulang-ulang dari permulaan sampai habis.
2)
Metode bagian
(metode T) berasal dari teilern metode ialah menghafal sebagian demi sebagian.
3)
Metode campuran
(metode V) berasal dari vermit-telende metode ialah menghafal terlebih dahulu
bagian-bagian yang sungkar.
Lupa :
Lupa ialah keadaan seseorang tak dapat menimbulkan kembali
kesan-kesan yang telah disimpannya.[11]
Adapun sebabnya ialah sifat ingatan dalam menyimpan kesan tidak
teguh, atau karena gangguan ingatan yang disebut amnesia(tuna ingatan).
Keteguhan ingatan dalam mrnyimpan kesan-kesan yang berhubungan
dengan fungsi sekunder seseorang. Orang yang fungsinya primer lekas melupakan
sesuatu, sebaliknya orang yang berfungsi sekunder sukar melupakan sesuatu yang
masuk dalam ingatan.
F.
KHAYALAN (FANTASI)
Fantasi (khayalan, angan-angan, imagination) adalah kekuatan
jiwa untuk menciptakan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan
tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki seseorang. menurut ilmuan lama bahwa
pambentukan gambaran yang baru itu berdasarkan gambaran-gambaran yang telah
dimiliki jadi hanya menghubung-hubungkan saja, tidak mencipta. Sedangkan aliran
baru berpendapat bahwa gambaran baru berbentuk karena daya cipta jiwa kita.
Fantasi ialah
kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru.
Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi:
·
Secara disadari
·
Secara tidak
disadari
1.
Macam-macam fantasi
Fantasi
dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a)
Fantasi tak
disadari ialah fantasi yang terjadi tidak dengan sengaja.
b)
Fantasi dengan
disadari ialah fantasi yang terjadi dengan disengaja.
Fantasi juga dibagi pula dalam 2 macam yaitu :
-
Secara aktif, ialah
yang dikendali oleh fikiran dan kemauan.
-
Secara pasif, ialah tak terkendalikan dan tanpa arah.
-
Kedua-duanya
meliputi mengabstraksikan, mendeterminasikan dan mengkombinasikan.
2.
Faedah fantasi
a) Dapat menbentuk cita-cita yang luhur.
b) Dapat menempatkan dirinya pada masa dan tempat yang berlainan.
c) Dapat menghargai danmengerti kebudayaan.
d) Dapat membahagiakan hidup lahir dan batin.[12]
Perbedaan fantasi dengan berfikiri adalah:
- Dengan berfikir kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang telah ada tetapi belum diketahui.
- Berfikir terikat kepada realitas berfantasi melepaskan kita dari realitas.
G.
BERPIKIR (THINKING)
1. Berpikir
Berpikir ialah mengadakan hubungan arti antara bagian-bagian
pengetahuan kita. Pikiran (kekuatan jiwa) untuk mendapatkan hubungan-hubungan
antara bagian-bagian pengetahuan kita itu,dalam bahasa latin disebut
logas.filsafat berpikir disebut logika. Adapun macam-macam berpikir ialah :
1.
Untuk membentuk
pengertian (idee, concept).
2.
Untuk membentuk
pendapat.
3.
Untuk membentuk
keputusan/kesimpulan.
Berfikir merupakan aktivitas psikis yang intensional
(berdasarkan niat atau keinginan), dan terjadi apabila sesorang menjumpai
problema yang harus dipecahkan.
Tiga fungsi dari berfikir:
a.
Membentuk
Pengertian
Dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses berfikir
(debgan memanfaatkan isi ingatan) bersifat real;, abstrak, dan umum serta
mengandung hakikat sesuatu
b.
Membentuk
Pendapat
Dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan fakir dalam meletakkan
hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lainnya
c.
Membentuk
kesimpulan
Dapat diartikan sebagai penbentuk
pendapat “baru” yang berdasar atas pendapat-pendapat lain yang sudah ada
2.
Pengertian
Arti pengertian ialah jumlah ciri-ciri yang khas atau yang pokok
dari sekumplan objek-objek yang sejenis.dengan kata lain jumlah sifat-sifat
hakikat dari barang sesuatu sehingga terpisah dari ciri-ciri lain yang tak
perlu dan tak harus ada.
Macam-macam
pengertian :
a)
Pengertian
pengalaman : timbul dalam pengalaman kehidupan sehari-hari.
b)
Pengertian
ilmiah : (penertian logis) ialah pengertian yang dibentuk dengan sadar dan
dengan sengaja.
c)
Pengertian
kepercayaan ialah pengertianyang dibentuk atas dasar kepercayaan saja.
Pengertian
logis dapat dibentuk melalui 4 tingkat,ialah :
a)
Taraf analisa.
b)
Taraf
komparasi.
c)
Taraf
abstraksi.
d)
Taraf
kombinasu/merangkum.
3.
Pendapat
Pendapat ialah hasil perbuatan akal untuk meletakan hubungan
arti antara 2 pengertian/lebih.jadi
untuk membentuk suatu pendapat sedikitnya kita harus mempunyai 2 pengertian.
Pendapat yang dinyatakan dengan bahasa disebut kalimat,yang terdiri dari subjek
atau pokok kalimat,dan objek atau sebutan.
Macam-macam
pendapat :
1.
Pendapat
positif yaitu pendapat yang menerangkan sesuatu.
2.
Pendapat
negatif yaitu pendapat yang menerangkan ketidakadan sesuatu unsur dari barabg
sesuatu.
3.
Pendapat
modalitet yaitu pendapat yangmenerangkan kebarangkalian, kemunkinan suatu unsur
dari barang sesuatu.
4.
Keputusan (kesimpulan,konklusi)
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk mengambil pendapat baru berdasarkan pendapat yang telah ada.
Macam-macam keputusan :
a.
Keputusan
induktif ialah keputusan yang diambil dari
pendapat-pendapat yang khusus menuju kesuatu pendapat yang umum.
b.
Keputusan
deduktif yaitu pendapat khusus yang diambil dari pendapt umum.
c.
Keputusan
analogis yaitu keputusan yang diperoleh secara membangkitkan atau menyesuaikan
dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.
5.
Bentuk-bentuk berpikir
Macam-macam
berpikir ialah :
1.
Berpikir dengan
pengalaman (routine thinking)
2.
Berpikir
representatif.
3.
Berpikir
kreatif.
4.
Berpikir reproduktif.
5.
Berpikir
rasional.
6.
Tingkat-tingkat berpikir
Aktivitas berpikir tidak pernah lepas dari situasi-situasi atau
masalah.gajala berpikir tidak berdiri sendiri,dalam aktivitasnya membutuhkan
bantuan dari gejala jiwa yang lain.misalnya pengamatan,tanggapan,ingatan dan
sebagainya.
Aktivitas berpikir sendiri adalah abstrak.namun demikian dalam
praktek sering kita jumpai bahwa tidak
semua masalah dapat dipecahkan secara
absstrak. sehubungan dengan ini memang
ada beberapa tingkat berpikir diantaranya yaitu :
1.
Berpikir
konkrit yaitu dalam tingkatan ini
berpikir masih membutuhkan situasi-situasi yang nyata./konkrit.berpikir
membutuhkan pengertian,sedangkan pengertian yang diperlukan padda tingkat ini adalah pengertian yang diperlukan kongkrit.tingkat berpikir
ini umumnya dimiliki oleh anak-anak kcil.
2.
Berpikir
skematis yaitu sebelum meningkat kepada bagianyang abstrak, memecahkan masalah
dibantu dengan penyajiaan bahan-bahan, skema-skema, coret-coret, diagram,
simbol dan sebagainya.
3.
berpikir
abstrak yaitu berhadapan dengan situasi dan masalah yang tidak terujud. Akal
pikiran kita bergerak bebas dalam alam abstrak. Baik situasi-situasi nyata
maupun bagan-bagan/simbul/gambar-gambar skematis, tidak membantunya. Semakin
maju perkembangan spikisnya kemampuan berpikirnya berkembang setapak demi
setapak, meningkatkan hal-ha yang agak abstrak, yakni tingkat bagan/skematis.
Dari tingkat bagan makin lama makin barkembang kemampuan berpikiirannya dan
dari sedikit berkembanglah kemampuan abstraksinya.
H.
INTELIGENSI
Inteligesi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu
dengan cara tertentu. Atau kemampuan yang bersifat umum untuk tersebut meliputi
berbagai jenis spikasi seperti abstrak, berpikir mekanis, metematis,memahami,
mengingat bahasa dan sebagainya.
Inteligesi atau kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari
jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Inteligensi ini diperoleh
manusia, dan sejak itulah potensi inteligensi ini mulai berfungsi mempengaruhi
tempo dan kualitas perkembangan indifidu, dan makalah sudah berkembang, maka
fungsinya akan semakain berarti lagi bagi manusia yaitu akan mempengaruhi
kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkunganmya.
Perkataan intelegensi berasl dari kata latin “intellegere”
yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (to organize, to
relate, to bind, together). Kecerdasan eksekutif ialah kecerdasan yang
berkekuatan untuk mengikuti fikiran orang lain, misalnya mempelajari cara
mencetak, membuat rumah dan sebagainya.
Sedangkan menurut Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelijensi
adalah “kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi
atau kondisi baru”.[13]
Macam-macam
kecerdasan:
a.
Kecerdasan
teoritis
Ialah kecerdasan untuk memcahkan soal-soal yang bersifat teori.
Misalnya bekerja di laboratorium
b.
Kecedasan
Praktis
Ialah kecerdasan untuk mengambil tindakan atau untuk berbuat.
Misalnyamengemudikan auto sirkus dan lain-lain.
Spearman dan Wynn Jones dalam buku mereka yang berjudul Human Ability, mengemukakan adanya suatu
konsepsi lama mengenai suatu kekuatan (power)
yang dapat melengkapi akal pikiran manusia dengan gagasan abstrak yang
universal, untuk dijadakan sumber tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan demikian
dalam bahasa yunani disebut nous, sedangkan
penggunaan kekuatan termaksud noesis.kemudian
kedua istilah tersebut dalam bahasa latin dikenal sebagai intelectus dan intelligentia.
Pada gilirannya, dalam bahasa inggris masing-masing diterjemahkan sebagai intellect. Ternyata, transisi bahasa
tersebut membawah pula perubahan makna. intelligence,
yang dalam bahasa indonesia kita sebut intelegensi. Semula bearti
penggunaan kekuatan intelektual secara nyata.akan tetapi kemudian diartikan
sebagai suatu kekuatan lain (Spearman & Wynn Jones, 1951).
Berbagai definisi yang dirumuskan oleh para ahli memang
menampakkanadanya pergeseran arah seperti disebutkan oleh Spearman dan jones, namun
selalu mengandung pengertian bahwa inteligensi merupakan kekuatan atau
kemampuan untuk melakukan sesuatu. Masyarakat umum mengenal inteligensi
sebagaiistilah yang menggambarkan kecerdasan,kepintaran atau kemampuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Pada umumnya
para ahli menerima pengertian akan inteligensi sebagaimana istilah tersebut
digunakan oleh orang awam.
Intelegensi merupakan status mental yang tidak memerlukan
definisi,sedangkan perilaku inteligen lebih kongkrit batasan dan ciri-cirinya
sehingga lebih berguna untuk dipelajari.diantara ciri-ciri perilaku yang secara
tidak langsung telah disepakati sebagai tanda telah dimilikinya inteligensi
yang tinggi antara lain :
a)
adanya
kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan masalah mental dengan cepat.
b)
Kemampuan
mengingat.
c)
Kreativitas
yang tinggi.
d)
Dan imajinasi
yang berkembang.
Indikasi
tidak dimilikinya inteligensi yang tinggi :
a)
Perilaku yang
lamban.
b)
Tidak cepat
mengerti.
c)
Jurang mampu
menyelesaikan masalah mental yang sederhana.
a.
Inteligensi dalam
Definisi.
Andrew Crider mengatakan bahwa inteligensi
iti bagaikan listrik,gampang untuk diukur tapi hampir mustahil untuk
didefenisikan (Crider, dkk,. 1983). Kata-kata ini banyak benarnya.tes
inteligensi sudah dibuat orang sejak sekitar delapan dekade yang lalu, akan tetapi
sejauh ini belum ada definisiinteligensiyang dapat diterima secara universal.
Kalau kita menengok kembali ke awal
perkembangan teori mengenai inteligensi yang lalu, dapat kita lihat bahwa
kemampuan mental umum pernah erat
dikaitkan pada faktor-faktor yang lebih bersifat fisikal, khususnya faktor pengindraan.
Dengan pwendeketan studi korelasional Clark L.Wissler (1901), yang
juga seorang pengikut galton.meneliti 21 macam tes psikofisik dengan maksud
memperlihatkan bahwa berbagai tes tersebut berkorelasi tinggi satu sama lain
sehingga dapat dikatakan dadanya satu sifat umum yang mendasari kasemua tes
tersebut. Sifat umum inilah yang disebut inteligensi.
Alfred Binet, seorang tokoh utama perintis pengukuran inteligensi
yang hidup antara tahun 1857-1911, bersama Theodore Simon mendefinisikan inteligensi sebagai terdiri atas tiga
komponen yaitu :
a)
Kemauan untuk
mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan.
b)
Kemauan untuk
mengubah arah tibdakan bila tindakan tersbut telah dilaksanakan.
c)
Kemampun untuk
mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.
Ditahun 1916 Lewis Madison Terman mendefinisikan inteligensi
sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak,sedangkan H.H.
Goddard pada tahun 1946 mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan
pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan datang
(Garrison & Magoon, 1972 h.82).
V.A.C
Henmon, salah seorang diantara penyusun tes inteligensi kelempok
henmon-nelson,mengatakan bahwa inteligensi terdiri atas dua macam faktor yaitu
:
1. Kemampuan
untuk memperoleh pengetahuan.
2. Pengetahuan
yang telah diperoleh (Wilson, dkk., 1947).
Edward Lee Thorndike (1913), seorang tokoh psikologis
fungsionalisme yang hidup antara tahun 1874-1949, mengtakan bahwa inteligensi
adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran
atau fakta (Willson, dkk., 1974)
Ditahun 1941, George D. Stoddard menyebut inteligensi sebagai
bentuk kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang berincikan :
a)
Mengandung
kesungkaran.
b)
Kompleks.
c)
Abstrak.
d)
Ekonomis.
e)
Diarahkan pada
suatu tujuan.
f)
Mempunyai nilai
sosial.
g)
Berasal dari
sumbernya.
David Wechsler, pencipta skala-skala inteligensi wechsler yang
sangat populer sampai waktu ini,mendefinisikan inteligensi sebagai kumpulan
atau totalitas kemampuan seseorang untuk
bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secera rasional, serta menghadapi
lingkungannya dengan efektif (Wechsler, 1958; Bernard, 1965 h.215)
Dalam kesimpulannya, Sternberg dan kawan-kawannya menemukan
bahwa konsepsi orang awam mengenai inteligensi mencakup 3 faktor kemampuan
utama yaitu:
a)
Kemampuan
memecahkan masalah-masalah yang praktis yang berinci utama adanya kemampuan
berpikir.
b)
Kemampuan
verbal (lisan) yang berinci utama adanya kecakapan berbicara dengan jelas dan
lancar.
c)
Kompetensi
sosisal yang berinci utama adanya kemampuan untuk menerima orang lain
sebagaimana adanya.
Sedangkan ilmuan lain berpendapat bahwa :
1)
Charles Sperman (1863-1945) berpendapat bahwa inteligensi merupakan kemampuan yang
tunggal.dia menyimpulkan bahwa semua tugas dan prestasi mental hanya hanya
menuntut dua macam kualitas saja yaitu,inteligensi umum dan keterampilan
individu.
2)
L.L Thurstone (1887-1955)seorang ahli dibidang listrik di amerika yang kemudian
menerjunkan diri dalam pembuatan tes,lebih menekankan aspek terpisah-pisah dari
inteligensi,dia menyatakan dengan tegas bahwa inteligensi umum dari tujuh kemampuan yang dapat dibedahkan
dengan jelas yaitu :
a.
Untuk
menjumlah,mengurangi,mengahlikan,dan membagi.
b.
Menulis dan
berbicara dengan mudah.
c.
Memahami dan
mengerti makna kata yang diucapkan.
d.
Memperoleh
kesan akan sesuatu.
e.
Mampu
memecahkan persoalan dan mengambil pelajaran dari pengalaman lampau.
f.
Dengan tepat
dapat mek\lihat dan mengerti hubungan benda dalam ruang.
g.
Mengenali objek
dengan tepat dan cepat.
3)
William Stern menemukakan inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru denagn
menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya.william sren
berpendapat bahwa inteligensi sebagian besar tergantung pada dasar dan turunan. Pendiduikan atau
lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada inteligensi seseorang.
4)
V. Heas mengemukakan Inteligensi ialah sifat kecerdasan jiwa.
5)
Prof.
Kohnstermm berpendapat bahwa inteligensi itu
dapat dkembangkan,tetapi memenuhi syarat tertentu dan hanya mengenai segi
kulitasnya saja, syarat-syarat itu ialah:
a)
Bahwa
pengembangan itu hanya sampai batas kemampuansaja.
b)
Terbatas juga
pada mutu inteligensi.
c)
Perkembangan
inteligensi.
6)
Menurut prof.
Watering seprang maha guru di amsterdam menyatakan bahwa menurut penyelidikanya
belum dapat dibuktikan bahwa inteligensi dapat diperbaiki atau dilatih.
b.
Beberapa Pendekatan
Dalam memahami hakikat inteligensi, Maloney dan ward (1976, dalam
Groth-marnat, 1984)mengemukakan empat pendekayan umum yaitu :
a)
Pendekatan
teori belajar.
b)
Pedekatan
neorobiologis
c)
Pendekatan teori-teori
psikometri
d)
Pendekatan
teori-teori perkembangan
Keempat
cara pendekatan tersebut tidak terpisah secra eksklusif,akan tetapi saling
tumpang-tindih sampai taraf tertentu.
c.
Tingkat-tingkat Kecerdasan
Kemampuan menyesuaikan diri dengan
keadaan yang baru tidak sama untuk
tiap-tiap makhluk. Tiap-tiap orang mempunyai cara tersendiri. Maka dapat
dikatakan, bahwa
kecerdasanbertingkat-tingkat.munkin ada berbagai tingkat kecerdasan
yaitu :
a)
Kecerdasan
binatang
b)
Kecerdasananak-anak
c)
Kecerdasan
manusia
Berapa hal yangmerupakan ciri kecerdasan manusia antara lain :
a)
Penggunaan
bahasa,yaitu kemampuan berbahasa mempunyai faedah yang besar terhadap
perkembangan pribadi.
b)
Penggunaan
perkakas,kata bergson,perkakas adalah merupakan sifat terpenting dari pada
kecerdasan manusia,dengan kata lain, perkataan,perbuatan cerdas manusia
dicirikan dengan bagaimanamendapatkan,bagaimana membuat,dan bagaimana
mempergunakan perkakas.
Perbedaan antara manusia dan binatang :
-
Binatang dalam
mengatasi masalah hidup atau mencapai
maksud sebagian dipakai alat yang menjadi miliknya,misalnya,paruh.kuku,sayap
dan sebagainya.
-
Manusia,menemukan,menggunakan,membuat,
dan menyimapan.
d.
Inteligensi: Definisi Teoritis dan
Karakteristik
Inteligensi berasal dari bahasa Latin
intelligentia, yang berarti kekuatan akal manusia. Sudah banyak sekali
definisi yang dibuat para ahli mengenai inteligensi. Orang awam
seringkali mengartikan ini sebagai kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan
untuk memecahkan problem yang dihadapi.[14]
Ahli-ahli psikologi memusatkan perhatian pada
masalah perilaku inteligensi itu sendiri daripada membuat batasan apa yang
dimaksud dengan inteligensi. Ini karena ada anggapan bahwa inteligensi
merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi, sedangkan perilaku
inteligensi lebih konkrit batasan dan ciri-cirinya sehingga lebih bermanfaat
untuk dipelajari (Azwar, 2004). Dengan mengidentifikasi
ciri-ciri dan indikator-indikator perilaku inteligensi maka dengan sendirinya
definisi inteligensi akan terkandung di dalamnya.
Tes inteligensi telah dibuat
sejak sembilan dekade lalu, namun sejauh ini belum ada definisi yang dapat
diterima secara universal. Konsep mengenai inteligensi sebagai kemampuan mental
memang banyak disetujui, tetapi apa saja yang termasuk dalam pengertian kemampuan
mental itu sendiri masih diperdebatkan.
Galton, seorang ahli psikologi, menyatakan
bahwa ada dua karakteristik yang hanya dimiliki oleh orang-orang berinteligensi
tinggi yang membedakannya dari orang-orang yang berinteligensi rendah, yaitu
energi/kemampuan untuk bekerja dan kepekaan terhadap stimulus fisik.
Definisi Galton ini merupakan pendekatan berciri psikofisik.
Sementara itu, Alfred Binet (1857 - 1911),
tokoh utama perintis pengukuran inteligensi, bersama Theodore Simon
mendefinisikan inteligensi dengan tiga komponen, yaitu (1) kemampuan untuk
mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, (2) kemampuan untuk mengubah
arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan (3) kemampuan
untuk mengkritik diri sendiri atau autocriticsm.
L.M. Terman, ditahun
1916 mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk
berfikir abstrak. Goddard, tahun 1946 mendefinisikan inteligensi sebagai
tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan
datang.
Edward Lee
Thorndike
(1874 - 1949), tokoh psikologi fungsionalisme, mendefinisikan inteligensi
sebagai kemampuan memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau
fakta.
Dari definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa inteligensi selalu berkaitan dengan pemecahan masalah.
Sebagaimana karakteristik yang diberikan oleh Sternberg (1981) di bawah ini:
Komponen
|
Karakteristik
|
Kemampuan memecahkan masalah
|
|
Inteligensi verbal
|
|
Inteligensi praktis
|
|
Jadi, inteligensi bukan hanya menekankan pada
aspek kemampuan kognitif (intelektual) saja, tetapi juga mementingkan aspek
kemampuan sosial yang bersifat nonkognitif.
Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa
sekalipun rumusan definisi inteligensi itu mengalami berbagai perubahan dari
waktu ke waktu akan tetapi tidak pernah mengurangi penekanan pada aspek
kognitifnya.
e. Ragam Inteligensi Manusia
Alkisah
ada seorang anak laki-laki berusia kurang lebih sepuluh tahunan yang merisaukan
kedua orang tuanya. Ia lamban dalam belajar, dan selalu membuat keributan di
kelas ketika murid-murid yang lain sedang tekun menyimak pelajaran, yang
kemudian diakhiri dengan pengusiran yang memalukan dari kelas; “kehadiran
kamu di kelas menggangu dan berdampak buruk bagi murid-murid lain”.
Beberapa
tahun kemudian, si anak itu mengenang kembali kesulitan-kesulitan belajarnya
itu, secara filosofis ia mengatakan: “Perkembangan intelektualku lambat, akibatnya
aku mulai berminat terhadap ruang dan waktu ketika aku dewasa. Secara alamiah,
aku dapat mendalami masalah itu lebih dalam dari seorang anak”. Dan
kurang lebih 11 tahun setelah diusir dari sekolah, Albert Einstein muda mempublikasikan
teorinya tentang relativitas yang mengubah pemahaman kita tentang jagat raya.
Kemampuan-kemampuan
dasar yang telah dipelajarinya disamping yang dibawa sejak lahir–khususnya
persistensinya yang teguh dan kecakapannya dalam bermain-main dengan
gagasan–bagi kejeniusannya nampak sama pentingnya dengan segi ketajaman
inteleknya. Aspek-aspek inteligensi yang sangat kuat yang diabaikan dalam
difinisi konvensional itu mendapat perhatian lebih, dalam suatu gelombang
penelitian baru. Gelombang penelitian ini muncul setelah beberapa tahun
penelitian sebelumnya menyingkap tentang sempitnya pengukuran
kemampuan-kemampuan dasar yang biasa dipakai. Ini terbukti bahwa
inteligensi terdiri dari beberapa dimensi, dan mengagumkan;
hal ini termasuk karakter kepribadian, ketrampilan kreatif,
dan kecakapan-kecakapan intelek yang tidak bisa
diungkapkan melalui test. Kemampuan-kemampuan ini muncul dari penelitian
terhadap empat faktor utama;
- Intellectual Quotient; Penelitian-penelitian berkala menunjukan bahwa skor IQ seseorang mungkin sangat beragam dalam seluruh jenjang kehidupannya, dan nilai IQ, sebagai peramal kesuksesan di sekolah sangatlah dilebih-lebihkan. IQ hanya dapat mengukur kurang lebih 30% variasi penampilan akademis seorang siswa. Lebih dari setengahnya masih tetap tidak terjelaskan. Kreativitas; Skor IQ, yang merefleksikan kemampuan menjawab dengan satu jawaban yang tepat melalui langkah-langkah logis, hanya mengukur kurang lebih setengah lusin variabel kemampuan mental. : “Test Kreativitas”, yang mencakup kemampuan beradaptasi dalam menemukan berbagai pemecahan terhadap suatu masalah, bisa jadi dapat mengukur satu lusin lebih. Diantara keduanya, kurang lebih hanya satu perenam kemampuan khusus yang diyakini termasuk dalam aspek inteligensi yang tereksplorasi. Kreativitas adalah aspek lain dari inteligensi, test ini saja hampir sama sempitnya dengan test IQ.
- Kepribadian; Individu-individu unggul dalam beberapa kegiatan intelektual karena kepintaran semata, juga biasanya unggul karena dorongan kepribadian mereka. Dulu, definisi sempit mengenai inteligensi biasanya tidak mencakup aspek kepribadian. Sekarang, para ilmuwan yang meneliti orang-orang yang telah memperlihatkan keberhasilan inteligensi mereka yang luar biasa, menemukan bahwa mereka dalam kepribadiannya berbeda dengan orang biasa. Disamping rasa ingin tahu, persisten dan kapasitas untuk kritis terhadap diri sendiri. Orang yang mempunyai kreativitas tinggi biasanya juga menunjukan jiwa keterbukaan, independen, imajinatif serta penuh rasa humor.
- Struktur Otak dan Unsur Kimiawi; Perkembangan dalam pengetahuan fisiologi otak mungkin dapat membantu kita memahami beberapa diantara lusinan kemampuan intelektual lain kita yang tidak terukur oleh test IQ, kepribadian, atau test kreativitas. Sebagai contoh, perhatian–yang begitu mendasar dalam mengarahkan usaha intelek–kebanyakan dibangun oleh bagian-bagian otak yang lebih primitif yang juga mengontrol emosi. Dan hubungan antara keterlibatan emosional pada subyek dengan kemampuannya untuk memahami, muncul menjadi sistem ganjaran (reward system) kimiawi yang terletak pada otak, dimana emosi memberi ganjaran kepada “pusat perhatian” atas pekerjaan yang telah dilakukannya dengan baik–dengan menciptakan rasa puas dan nyaman.[15]
f.
Inteligensi Dapat Dikembangkan
Diperlukan
usaha untuk mengembangkan inteligesi kita. Langkah pertama adalah memanfaatkan
bentuk kecakapan yang telah kita miliki sekaligus mencoba meningkatkan
kecakapan-kecakapan lain. Sering hal ini melibatkan suatu perubahan
kebiasaan berpikir dan melihat dunia di sekeliling kita dengan suatu cara yang
baru. Untuk memahami proses-proses tersebut dengan lebih baik, mari kita
melihat beberapa metode yang digunakan orang-orang terhormat karena
inteligensinya. Mereka mengadopsi kebiasaan-kebiasaan berpikir
positif. Mereka terbuka terhadap masalah-masalah yang menantang dan
mencoba belajar dari setiap situasi baru, dengan cara :
- Terapkan suatu pendekatan yang sistematis dalam pemecahan masalah. Satu di antara prilaku-prilaku yang paling umum dari siswa yang mempunyai nilai buruk dalam test IQ adalah perasaan impulsif, yang mengarahkan mereka menerka suatu jawaban tanpa sama sekali memikirkan masalahnya secara mendalam. Lakukan pemecahan masalah dengan mengurainya ke dalam beberapa langkah.
- Kuasailah berbagai kemampuan membaca. Elemen-elemen penting dalam kebanyakan test IQ, melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kata-kata, suatu kemampuan yang dapat dikuasai hanya melalui banyak membaca–dengan memberikan perhatian khusus pada kata-kata asing dan cara penggunaannya Kembangkan suatu lingkungan berpikir untukAnda dan anak Anda.
I.
INTUISI
Intuisi adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan
literal. Untuk memahaminya, tidak cukup hanya menggunakan kategori akal logika
saja. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah batin, firasat atau intuisi, tentu
sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah tersebut diterjemahkan dalam berbagai
makna.Tapi yang pasti, intuisi adalah keadaan dimana seseorang merasakan akan
terjadinya suatu peristiwa sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi, entah itu
peristiwa baik ataupun buruk.[16]
Meskipun arti dari intuisi adalah kemampuan untuk mengetahui dan
merasakan peristiwa yang akan terjadi, namun intuisi tidak sama dengan meramal.
Intuisi datang tanpa terencana, sedang meramal dapat direncanakan obyek apa
yang ingin diketahuinya. Intuisi wujudnya abstrak, sedang ramalan lebih
berbentuk. selain itu, perbedaan yang mencolok adalah, kemampuan meramal hanya
dimiliki oleh orang-orang tertentu yang memang dianugerahi bakat meramal atau
keparanormalan, sedangkan intuisi dimiliki oleh semua orang.
Intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai
satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan fikiran, mirip ilham. Intuisi
ini sifatnya kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak
disadari. Maka intuisi dapat dianggap sebagai bentuk berfikir “tembus langsung”
dengan menggunakan wawasan insting menanggapi satu situasi.
a. Mengasah
Intuisi
Intuisi
adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal. Sehingga untuk
memahaminya, tidak cukup bila hanya menggunakan kategori akal. Tetapi harus
memiliki keyakinan bahwa semua kejadian dimuka bumi ini tidak terlepas dari
Sunatullah. Proses berlangsungnya Sunatullah itu melewati beberapa tahapan yang
sudah pasti terjadi sebelum sampai pada kejadiannya sendiri. Direntang inilah
terlahirkan kekuatan alam bawah sadar manusia yang disebut intuisi. Keyakinan
akan Sunatullah sebagaimana disebut diatas itulah salah satu cara untuk mengasah
atau mempertajam intuisi.
Cara
lain untuk memberdayakan daya intuisi agar bermanfaat dalam kehidupan sebagai
berikut :
1. Meyakini
dan menghargai intuisi
Awal
dari segalanya adalah keyakinan. Dengan meyakini bahwa anda mampu dan mempunyai
intuisi, serta meyakini kalau anda mampu mengetuk dan berniat mengembangkannya,
maka intuisi pun akan berkembang sebagaimana yang anda harapkan serta
memberikan informasi dan hal-hal lain yang bermanfaat dalam kehidupan.
2. Meningkatkan
Spiritualitas
Sebagaimana
telah dijelaskan diatas, intuisi bergerak antara rasional dan literal (sesuatu
yang tak bisa dibayangkan) . Sehingga untuk mempertajam intuisi, kemampuan yang
ada pada diri kita saja tidak cukup, dan butuh campur tangan pemilik kehidupan.
Dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Ibaratnya kita memasang radar
untuk menangkap dan mendeteksi isyarat-isyarat yang datang dari langit.
3. Pengendalian
Emosi
Indera
keenam akan dapat berfungsi dengan baik, apabila emosi senantiasa terkontrol.
Memberdayakan intuisi tidak berbeda halnya dengan mengaktifkan indera tidak
kasat mata tersebut. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari diusakan semaksimal
mungkin agar emosi dapat selalu terjaga Untuk menjaganya, upayakan agar kerja
pikiran dan perasaan selalu seimbang.
4. Mengisi
Jiwa
Mereka
yang terbiasa mengisi jiwanya, menghayati perasaannya dan senantiasa belajar
untuk mebaca fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya, akan memiliki
kepedulian yang lebih dalam memperhatikan keadaan kejiwaan orang lain. Dan juga
peka membaca perubahan-perubahan yang terjadi disekelilingnya. Kepekaan jiwa
dan perasaan sangat penting untuk dimiliki, karena intuisi sering kali datang
lewat tanda-tanda, lewat perlambang-perlambang yang membutuhkan kepekaan
perasaan untuk bisa menangkap dan menerjemahkannya.
5. Permainan
Mengendalikan Indera Mistik
Ada
salah satu cara untuk melatih dan mengasah indera mistik, yaitu dengan
melakukan permainan yang sederhana. Permainan tersebut dilakukan rutin setiap
hari dengan meluangkan waktu sekitar seperempat jam. Caranya adalah dengan
menuliskan dalam sebuah buku, keinginan, harapan atau apa saja yang sangat
diidam-idamkan
Ingat,
yang harus anda tulis adalah sesuatu yang benar-benar keluar dari dalam hati,
dan bukan hanya sekedar rekaan saja. Keinginan tersebut dapat berwujud benda,
atau yang bersifat non materil seperti ketentraman rumah tangga, naik pangkat
atau jabatan, bertambah gaji atau yang lainnya.
Setelah
itu bayangkan keinginan tersebut benar-benar tercapai, tanpa berpikir bagaimana
cara mencapainya. Baru kemudian buku ditutup dan kerjakan aktivitas rutin
sehari-hari. Lakukan hal itu setiap hari selama sebulan lamanya. Setelah genap
sebulan, bukalah kembali buku anda dan bacalah keinginan dan harapan anda yang
telah anda tulis. Maka anda akan menemukan sebagian dari keinginan tersebut
dapat tercapai, padahal sebelumnya sama sekali tidak diperhitungkan. Permainan
ini selain mengkondisikan otak untuk selalu dalam kondisi positif thinking,
juga dapat mempertajam intuisi.
6. Membaca
Mimpi
Mimpi
biasanya datang dalam bahasa atau perlambang yang dapat dimengerti, dan intuisi
kerap hadir dalam wujud mimpi.Karena itu cobalah untuk belajar membaca mimpi
dan cobalah untuk memperhatikan tema-tema besar apa yang muncul dalam mimpi
anda Bila perlu amati rangkaian peristiwa dalam mimpi dan catat setelah anda
terbangun. Kemudian hubungkan mimpi-mimpi tersebut dengan kejadian-kejadian
baik internal maupun eksternal. yang berlangsung keesokan harinya. Cara ini
dapat dipakai untuk melatih pengendalian indera mistik.
Cara
lain untuk mengingat mimpi adalah dengan menjadikannya sebagai permainan,
siapkanlah buku dan catat pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah yang sedang
anda hadapi, sebelum berangkat tidur. setelah terjadi bangun esok harinya,
segera catat mimpi anda semalamsumber: inpasonline
b. Konsep Instuisi menurut al-Attas
Intuisi bagi al-Attas adalah pemerolehan ilmu di peringkat yang
tinggi, iaitu di peringkat istimewa yang hanya dialami oleh orang-orang
tertentu (khawas atau khawas al-khawas), di mana sampainya ilmu
merupakan proses yang cepat dan langsung tanpa batas-batas sujek-objek,
partikular-partikular, dan keberagaman pada aspek eksternal manusia. Inilah
intuisi yang merupakan kondisi ihsan bagi kalangan Sufi.[17]
Intuisi
adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai satu peristiwa atau
kebenaran, tanpa perurutan fikiran, mirip ilham. Intuisi ini sifatnya kreatif
dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak disadari. Maka intuisi
dapat dianggap sebagai bentuk berfikir “tembus langsung” dengan menggunakan wawasan
insting menanggapi satu situasi. Intuisi juga bisa diartikan melihat dengan
jiwa atau melihat sedalam-dalamnya. Misalnya seseorang yang sudah putus asa,
tak dapat menyelesaikan sesuatu soal, tiba-tiba dengan tak disangka ia
mengetahui bagaimana menyelesaikannya.
Pada
umumnya kaum wanita lebih intuitif daripada laki-laki, artinya wanita sering
mendapat intuisi. Hal ini mungkin disebabkan karena umumnya wanita lebih lama
merenungkan sesuatu dan lebih banyak hidup dlam perasaan.
[1] Naisaban, Ladislaus.2003.Psikologi Umum.Bandung
: Gramedia Widiasarana. Hal. 37 lihat juga Khan, Inayat. Dimensi Spiritual
Psikologi. New York : Omega Publication
[2] http://barlan-yoeslan,blogspot.com
[3] Naisaban, Ladislaus.Op. Cit., Hal 37
[4] Naisaban, Ladislaus.Op. Cit., Hal 38
[5] Ibid.,
Hal. 38
[6] Ibid.,
Hal. 38
[7] Ibid.,
Hal. 38
[8]
Irwanto.2002.Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa.Jakarta:PT
Prenhallindo.Hal.142
[9] Ibid.,Hal.143
[10] Naisaban, Ladislaus.Op. Cit., Hal 40
[11] Ibid.,
Hal 41
[12] Ibid.,
Hal 42
[13]
Irwanto.Op.Cit.,Hal.166
Tidak ada komentar:
Posting Komentar