Wellcome to My Blog

Wellcome to JeyMind

Kamis, 02 Mei 2013

JayMind: Tips dan Trik Main Game EE2 (empire Earth II)

Tips dan Trik Main Game EE2 (empire Earth II): P ernahkah lo main empire earth? emang game ini ga selaku warcraft, tapi game ini juga bagus kok. oya, buat yang udah pernah main ini,... Read More

Minggu, 14 April 2013

GEJALA PENGENALAN (KOGNISI)

A.     PENGINDRAAN DAN PENGAMATAN
1.      Pengindraan
Pengindraan ialah penyaksian indera kita atas rangsangan yang merupakan suatu kompleks (suata kesatuan yang kabur, tidak jelas). dalam pengindraan bagian-bagian atau unsurdari rangsangan belum terurai, masih menjadi satu, bahkan dari kita pun seakian-akan termasuk didalamnya. Jadi jiwa kita pasif.[1]
Individu mengenal dunia sekitarnya dengan meggunakan alat inderanya. Supaya individu dapat menyadari sesuatu, adanya beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
v  Adanya objek yang diamati
v  Alat indera atau reseptor yang cukup baik yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus
v  Untuk mengadakan pengamatan diperlukan beberapa syarat yang bersifat:
a.       Fisik atau kealaman
b.      Fisiologik
c.       Psikologik
Gejala pengenalan dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1)      Melalui Indra
a.       Di luar meliputi penginderaan dan pengamatan
b.      Di pusat yang meliputi tanggapan, ingatan, dan fantasi
2)      Melalui akal (berfikir)
Pengertian pendapat dan keputusan[2]

2.      Pengamatan (pencerapan, perception)
Pengamatan yaitu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang.[3]
Dalam pengamatan dengan sadar orang dapat pula memisahkan unsur-unsur dari objek tersebut misalnya : becak melampaui kita mula-mula tampak dalam kebulatannya (penginderaan), tetapi kemudian makin jelas cat nya, belnya, pengendara rodanya dan sebagainya.

Pada umumnya pengideraan selalu disusul dengan pengamatan. Terutama rangsang-rangsang yang menarik perhatian kita. Lain pula hal nya halusinasi (gambaran khayal). yang timbul apabila kita menyangka atau melihat,mendengar sesuatu, padahal objeknya tidak ada lain halnya dengan ilusi yaitu salah menapsirkan perangsang. Jadi pengamatan tidak sesuai dengan kenyataan atau salahpandang.
Pengamatan Melalui Panca Indera dibagi menjadi 2, yaitu:

a.       Melalui indera penglihatan (Mata)
Alat indera merupakan alat utama individu mengadakan pengamatan. Seseorang dapat melihat dengan matanya tetapi mata bukanlah satu-satunya bagian individu hingga manusia dapat mengamati apa yang dilihatnya. Mata hanyalah merupakan salah satu alat atau bagian yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan oleh syaraf sensoris ke otak hingga akhirnya individu dapat menyadari apa yang dilihat.
b.      Melalui indra pendengaran (Telinga)
Merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang ada disekitarnya. Telinga dapat di bagi menjadi 3 bagian yaitu:
1.      Telinga bagian luar yang menerima stimulus dari luar
2.      Telinga bagian tengah yang meneruskan stimulus yang diterima oleh telinga bagian luar
3.      Telinga bagian dalam merupakan reseptor yang sensitive yang merupakan syaraf-syaraf penerima.



B.     TANGGAPAN
1.      Tanggapan
Ialah gambaran sesuatu yang tinggaldalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan atau  setelah kita berfantasi.tanggapan juga disebut kesan,bekas atau kenang-kenangan. Tanggapan kebanyakan berada dalam ruang bawah sadar atau prasadar, dan tanggapan-tanggapan itu kita sadari setelah dalam ruang kesadaran, karena sesuatu sebab.
Tanggapan yang berada daklam ruang bawah sadar disebut latent (tersembunyi), sedang yang berada dalam ruang kesadaran disebut actueel (sungguh-sungguh).[4]


2.      Bayangan Pengiring
Ialah bayangan yang timbul sehabis kita melihat sesuatu warna, jadi setekah objek kita ada. ada dua macam pengiring yaitu :
a)      Bayangan pengiring positif ialah bayangang yang sesuai dengan objeknya.
b)      Bayangan pengiring negatifialah bayangan yang tidak sesuai dengan bendanya.
Termasuk dalam golongan tanggapan ialah :[5]

·         Bayangan eidentik ialah tanggapan yang jelas dan hidup sehingga menyerupai pengamatan. (eidos = bayangan/arca)
·         Bayangan aedentik banyak terdapat pada anak-anak.ada 2 macam tife anak yang aidentik, ialah :
a)      Type tetanoid atau typr T.
b)      Type basedoid atau type B.

Proses pengiringialah besar kecilnya pengruh dari kesan-kesan yang dimiliki. dapat dibedakan dalam 2 macam ialah :
a)      Fungsi sekunder yaitu pengaruh dari kesan yang telah dimiliki besar sekali,ia sukar melupakan pengalaman pada masa lampau.
b)      Fungsi primer yaitu pengaruh-pengaruh dari kesan yang telah damiliki kecil sekali.

C.    Reproduksi
Reproduksi (reproduction), ialah timbul kembalinya suatu tanggapan dari ruang bawah sadar ke raung kasadaran. Reproduksi dapat terjada dengan alat-alat perantara atau tanpa perantara. yang dengan perantara,misalnya karenah pengaruhperkataan. sedangkan yang tanpa perantara terjadi karena kekuatan sendari timbul di ruang kesadaran. Reproduksi juga berarti pemunculan tanggapan-tanggapan dari keadaan dibawah sadar kedalam kedaan disadari
Reproduksi dapat terjadi dengan alat-alat perantaraatau tanpa perantara. Yang dengan perantara, misalnya karena pengaruh perkataan: kiita membaca perkataan (kalimat) Surabaya, maka timbullah tanggapan-tanggapan tentang kebun binatang, tugu pahlawan, jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) sedangkan yang tanpa perantara terjadi karena kekuatan sendiri timbul di ruang kesadaran.[6]

D.    Asosiasi
Asosiasi: (Association), ialah ikatan antara tanggapan yang satu dengan yang lain di dalam jiwa. Asosiasi merupakan sangkut paut antara tanggapan satu dengan yang lain didalam jiwa. Tanggapan yang berassosiasi berkencendrungan untuk memproduksi, artinya jika yang satu disadari, maka yang lain ikut disadari pula.
Assosiasi terjadi secara mekanis, dengan sendirinya, menurut hukum-hukum tertentu. Herbart (pendidik bangsa jerman) mengemukakan 5 hukum assosiasi yang mula-mula berasal dari Aristoteles, sebagai berikut;[7]
a)      Hukum sama waktu atau serentak: artinya beberapa tanggapan yang dialami waktu yang sama akan berassosiasi satu dengan yang lainnya. Misalnya antara bentuk benda dengan namanya, dengan rasanya, dengan baunya, dengan warnanya.
b)      Hukum berurutan : artinya beberapa yang kita alami berturut-turut yang satu dengan yang lain akan berassosiasi. Misalnya; kakak dengan adek-adeknya, abjad a b c d, angka 1 2 3 4 dan sebagainya.
c)      Hukum serupa atau persamaan: artinya berbagai tanggapan yang serupa, sejenia, dan sebagainya, satu dengan lainnya akan berassosiasi. Dengan catatan bahwa yang lama atau yang sering dialami akan dijadikan pedoman. Misalnya: seorang anak untuk pertama kali melihat harimau di kebun binatang, ia teringat pada kucing beser.
d)     Hukum berlawanan: artinya tanggapan-tanggapan yang berlawanan satu dengan lainnya akan berassosiasi. Misalnya: sangat gemuk dan bsangat kurus, sangat besar dengan sangat kecil, sangat tinggi dengan pendek dan sebagainya.
e)      Hukum logis: atau hukum sebab akibat, artinya sesuatu tanggapan yang sedang kita alami akan mengingatkan kita keoada sebab-sebab atau pun akibat-akibatnya. Misalnya hujan lebat akan mengingatkan mendung, dapat mengingatka banjir dan sebagainya.

E.     INGATAN
Ingatan (memori) ialah kekuatan jiwa untuk menerima,menyimpan dan memproduksikan kesan-kesan.jadi ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan,ialah menerimah kesan-kesan,menyimpan dan memproduksikan.
Secara sederhana memori dapat dimengerti sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi dimasa yang akan datang.[8]
Berdasarkan pengertian seperti diatas dikenal tiga jenis memori yaitu:
a. Memori sensoris, yaitu proses penyimpanan memori melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung amat pendek.
b. Memori jangka pendek, suatu prosen penyimpanan memori sementara, karena informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tiu masih dibutuhkan.
c. Memori jangka panjang, suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.[9]
Sifat-sifat ingatan :
-          Cepat artinya dalam waktu sungkat dapat memahami sesuatu hal tanpa menjumpai kesungkaran.
-          Setia yaitu kesan yang telah diterimahnya akan disimpan sebaik-baiknya.
-          Teguh artinya dapat menyimpan kesan dalam waktu yang lama dan tidak mudah.
-          Luas artinya dapat menyimpan kesan yang banyak.
-          Siap artinya dengan mudah dapat memproduksi kesan.[10]
Menurut terjadinya, pemahaman dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a)      Dengan sengaja.
b)      Tidak sengaja.
Menurut cara memahaminya pemahaman dapat dijadikan 2 macam pula yaitu :
a)      Secara mekanis ialah menghafal secara mesin dengan tak menghiraukan apa artinya.
b)      Secara logis ialah menghafal dengan mengenal dan memperhatikan artinya.
Adapun untuk menghafal prosa atau puisi ada 3 cara atau metode yaitu :
1)      Metode bulat (metode G) berasal dari kata Ganzlern metode ialah metode manghafal dangan berulang-ulang dari permulaan sampai habis.
2)      Metode bagian (metode T) berasal dari teilern metode ialah menghafal sebagian demi sebagian.
3)      Metode campuran (metode V) berasal dari vermit-telende metode ialah menghafal terlebih dahulu bagian-bagian yang sungkar.
Lupa :
Lupa ialah keadaan seseorang tak dapat menimbulkan kembali kesan-kesan yang telah disimpannya.[11]
Adapun sebabnya ialah sifat ingatan dalam menyimpan kesan tidak teguh, atau karena gangguan ingatan yang disebut amnesia(tuna ingatan).
Keteguhan ingatan dalam mrnyimpan kesan-kesan yang berhubungan dengan fungsi sekunder seseorang. Orang yang fungsinya primer lekas melupakan sesuatu, sebaliknya orang yang berfungsi sekunder sukar melupakan sesuatu yang masuk dalam ingatan.
F.     KHAYALAN (FANTASI)
Fantasi (khayalan, angan-angan, imagination) adalah kekuatan jiwa untuk menciptakan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki seseorang. menurut ilmuan lama bahwa pambentukan gambaran yang baru itu berdasarkan gambaran-gambaran yang telah dimiliki jadi hanya menghubung-hubungkan saja, tidak mencipta. Sedangkan aliran baru berpendapat bahwa gambaran baru berbentuk karena daya cipta jiwa kita.
Fantasi ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Fantasi sebagai kemampuan jiwa manusia dapat terjadi:
·         Secara disadari
·         Secara tidak disadari

1.      Macam-macam fantasi
Fantasi dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a)      Fantasi tak disadari ialah fantasi yang terjadi tidak dengan sengaja.
b)      Fantasi dengan disadari ialah fantasi yang terjadi dengan disengaja.
Fantasi juga dibagi pula dalam 2 macam yaitu :
-       Secara aktif, ialah yang  dikendali oleh fikiran dan kemauan.
-       Secara pasif, ialah  tak terkendalikan dan tanpa arah.
-       Kedua-duanya meliputi mengabstraksikan, mendeterminasikan dan mengkombinasikan.

2.      Faedah fantasi
a)      Dapat menbentuk cita-cita yang luhur.
b)      Dapat menempatkan dirinya pada masa dan tempat yang berlainan.
c)      Dapat menghargai danmengerti kebudayaan.
d)     Dapat membahagiakan hidup lahir dan batin.[12]
Perbedaan fantasi dengan berfikiri adalah:
  1. Dengan berfikir kita berusaha untuk menemukan sesuatu yang telah ada tetapi belum diketahui.
  2. Berfikir terikat kepada realitas berfantasi melepaskan kita dari realitas.

G.    BERPIKIR (THINKING)
1. Berpikir
Berpikir ialah mengadakan hubungan arti antara bagian-bagian pengetahuan kita. Pikiran (kekuatan jiwa) untuk mendapatkan hubungan-hubungan antara bagian-bagian pengetahuan kita itu,dalam bahasa latin disebut logas.filsafat berpikir disebut logika. Adapun macam-macam berpikir ialah :
1.      Untuk membentuk pengertian (idee, concept).
2.      Untuk membentuk pendapat.
3.      Untuk membentuk keputusan/kesimpulan.
Berfikir merupakan aktivitas psikis yang intensional (berdasarkan niat atau keinginan), dan terjadi apabila sesorang menjumpai problema yang harus dipecahkan.
Tiga fungsi dari berfikir:
a.       Membentuk Pengertian
Dapat diartikan sebagai suatu perbuatan dalam proses berfikir (debgan memanfaatkan isi ingatan) bersifat real;, abstrak, dan umum serta mengandung hakikat sesuatu
b.      Membentuk Pendapat
Dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan fakir dalam meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu dengan yang lainnya
c.       Membentuk kesimpulan
Dapat diartikan sebagai penbentuk pendapat “baru” yang berdasar atas pendapat-pendapat lain yang sudah ada



2.      Pengertian
Arti pengertian ialah jumlah ciri-ciri yang khas atau yang pokok dari sekumplan objek-objek yang sejenis.dengan kata lain jumlah sifat-sifat hakikat dari barang sesuatu sehingga terpisah dari ciri-ciri lain yang tak perlu dan tak harus ada.
Macam-macam pengertian :
a)      Pengertian pengalaman : timbul dalam pengalaman kehidupan sehari-hari.
b)      Pengertian ilmiah : (penertian logis) ialah pengertian yang dibentuk dengan sadar dan dengan sengaja.
c)      Pengertian kepercayaan ialah pengertianyang dibentuk atas dasar kepercayaan saja.
Pengertian logis dapat dibentuk melalui 4 tingkat,ialah :
a)      Taraf analisa.
b)      Taraf komparasi.
c)      Taraf abstraksi.
d)     Taraf kombinasu/merangkum.

3.      Pendapat
Pendapat ialah hasil perbuatan akal untuk meletakan hubungan arti  antara 2 pengertian/lebih.jadi untuk membentuk suatu pendapat sedikitnya kita harus mempunyai 2 pengertian. Pendapat yang dinyatakan dengan bahasa disebut kalimat,yang terdiri dari subjek atau pokok kalimat,dan objek atau sebutan.
Macam-macam pendapat :
1.      Pendapat positif yaitu pendapat yang menerangkan sesuatu.
2.      Pendapat negatif yaitu pendapat yang menerangkan ketidakadan sesuatu unsur dari barabg sesuatu.
3.      Pendapat modalitet yaitu pendapat yangmenerangkan kebarangkalian, kemunkinan suatu unsur dari barang sesuatu.
4.      Keputusan (kesimpulan,konklusi)
Keputusan ialah hasil perbuatan akal untuk mengambil pendapat  baru berdasarkan  pendapat yang telah ada.
Macam-macam keputusan :
a.       Keputusan induktif ialah keputusan yang diambil dari  pendapat-pendapat yang khusus menuju kesuatu pendapat yang umum.
b.      Keputusan deduktif yaitu pendapat khusus yang diambil dari pendapt umum.
c.       Keputusan analogis yaitu keputusan yang diperoleh secara membangkitkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada.

5.      Bentuk-bentuk berpikir
Macam-macam berpikir ialah :
1.      Berpikir dengan pengalaman (routine thinking)
2.      Berpikir representatif.
3.      Berpikir kreatif.
4.      Berpikir reproduktif.
5.      Berpikir rasional.

6.      Tingkat-tingkat berpikir
Aktivitas berpikir tidak pernah lepas dari situasi-situasi atau masalah.gajala berpikir tidak berdiri sendiri,dalam aktivitasnya membutuhkan bantuan dari gejala jiwa yang lain.misalnya pengamatan,tanggapan,ingatan dan sebagainya.
Aktivitas berpikir sendiri adalah abstrak.namun demikian dalam praktek sering kita jumpai  bahwa tidak semua masalah  dapat dipecahkan secara absstrak. sehubungan dengan ini  memang ada beberapa tingkat berpikir diantaranya yaitu :
1.      Berpikir konkrit yaitu dalam tingkatan ini  berpikir masih membutuhkan situasi-situasi yang nyata./konkrit.berpikir membutuhkan pengertian,sedangkan pengertian yang diperlukan  padda tingkat ini adalah  pengertian yang diperlukan kongkrit.tingkat berpikir ini umumnya dimiliki oleh anak-anak kcil.
2.      Berpikir skematis yaitu sebelum meningkat kepada bagianyang abstrak, memecahkan masalah dibantu dengan penyajiaan bahan-bahan, skema-skema, coret-coret, diagram, simbol dan sebagainya.
3.      berpikir abstrak yaitu berhadapan dengan situasi dan masalah yang tidak terujud. Akal pikiran kita bergerak bebas dalam alam abstrak. Baik situasi-situasi nyata maupun bagan-bagan/simbul/gambar-gambar skematis, tidak membantunya. Semakin maju perkembangan spikisnya kemampuan berpikirnya berkembang setapak demi setapak, meningkatkan hal-ha yang agak abstrak, yakni tingkat bagan/skematis. Dari tingkat bagan makin lama makin barkembang kemampuan berpikiirannya dan dari sedikit berkembanglah kemampuan abstraksinya.



H.    INTELIGENSI
Inteligesi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang  berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Atau kemampuan yang bersifat umum untuk tersebut meliputi berbagai jenis spikasi seperti abstrak, berpikir mekanis, metematis,memahami, mengingat bahasa dan sebagainya.
Inteligesi atau kecerdasan merupakan suatu kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia. Inteligensi ini diperoleh manusia, dan sejak itulah potensi inteligensi ini mulai berfungsi mempengaruhi tempo dan kualitas perkembangan indifidu, dan makalah sudah berkembang, maka fungsinya akan semakain berarti lagi bagi manusia yaitu akan mempengaruhi kualitas penyesuaian dirinya dengan lingkunganmya.
Perkataan intelegensi berasl dari kata latin “intellegere” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind, together). Kecerdasan eksekutif ialah kecerdasan yang berkekuatan untuk mengikuti fikiran orang lain, misalnya mempelajari cara mencetak, membuat rumah dan sebagainya.
Sedangkan menurut Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelijensi adalah “kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru”.[13]
Macam-macam kecerdasan:
a.       Kecerdasan teoritis
Ialah kecerdasan untuk memcahkan soal-soal yang bersifat teori. Misalnya bekerja di laboratorium
b.      Kecedasan Praktis
Ialah kecerdasan untuk mengambil tindakan atau untuk berbuat. Misalnyamengemudikan auto sirkus dan lain-lain.
Spearman dan Wynn Jones dalam buku mereka yang berjudul Human Ability, mengemukakan adanya suatu konsepsi lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia dengan gagasan abstrak yang universal, untuk dijadakan sumber tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan demikian dalam bahasa yunani disebut nous, sedangkan penggunaan kekuatan termaksud noesis.kemudian kedua istilah tersebut dalam bahasa latin dikenal sebagai intelectus dan intelligentia. Pada gilirannya, dalam bahasa inggris masing-masing diterjemahkan sebagai intellect. Ternyata, transisi bahasa tersebut membawah pula perubahan makna. intelligence, yang dalam bahasa indonesia kita sebut intelegensi. Semula bearti penggunaan kekuatan intelektual secara nyata.akan tetapi kemudian diartikan sebagai suatu kekuatan lain (Spearman & Wynn Jones, 1951).
Berbagai definisi yang dirumuskan oleh para ahli memang menampakkanadanya pergeseran arah seperti disebutkan oleh Spearman dan jones, namun selalu mengandung pengertian bahwa inteligensi merupakan kekuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu. Masyarakat umum mengenal inteligensi sebagaiistilah yang menggambarkan kecerdasan,kepintaran atau kemampuan untuk memecahkan masalah  yang dihadapi. Pada umumnya para ahli menerima pengertian akan inteligensi sebagaimana istilah tersebut digunakan oleh orang awam.
Intelegensi merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi,sedangkan perilaku inteligen lebih kongkrit batasan dan ciri-cirinya sehingga lebih berguna untuk dipelajari.diantara ciri-ciri perilaku yang secara tidak langsung telah disepakati sebagai tanda telah dimilikinya inteligensi yang tinggi antara lain :
a)      adanya kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan masalah mental dengan cepat.
b)      Kemampuan mengingat.
c)      Kreativitas yang tinggi.
d)     Dan imajinasi yang berkembang.
Indikasi tidak dimilikinya inteligensi yang tinggi :
a)      Perilaku yang lamban.
b)      Tidak cepat mengerti.
c)      Jurang mampu menyelesaikan masalah mental yang sederhana.

a.      Inteligensi dalam Definisi.
Andrew Crider mengatakan bahwa inteligensi iti bagaikan listrik,gampang untuk diukur tapi hampir mustahil untuk didefenisikan (Crider, dkk,. 1983). Kata-kata ini banyak benarnya.tes inteligensi sudah dibuat orang sejak sekitar delapan dekade yang lalu, akan tetapi sejauh ini belum ada definisiinteligensiyang dapat diterima secara universal. Kalau kita menengok kembali  ke awal perkembangan teori mengenai inteligensi yang lalu, dapat kita lihat bahwa kemampuan mental umum pernah erat  dikaitkan pada faktor-faktor yang lebih bersifat fisikal, khususnya  faktor pengindraan.
Dengan pwendeketan studi korelasional Clark L.Wissler (1901), yang juga seorang pengikut galton.meneliti 21 macam tes psikofisik dengan maksud memperlihatkan bahwa berbagai tes tersebut berkorelasi tinggi satu sama lain sehingga dapat dikatakan dadanya satu sifat umum yang mendasari kasemua tes tersebut. Sifat umum inilah yang disebut inteligensi.
Alfred Binet, seorang tokoh utama perintis pengukuran inteligensi yang hidup antara tahun 1857-1911, bersama Theodore Simon mendefinisikan  inteligensi sebagai terdiri atas tiga komponen yaitu :
a)      Kemauan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan.
b)      Kemauan untuk mengubah arah tibdakan bila tindakan tersbut telah dilaksanakan.
c)      Kemampun untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticism.
Ditahun 1916 Lewis Madison Terman mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak,sedangkan H.H. Goddard pada tahun 1946 mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan datang (Garrison & Magoon, 1972 h.82).
V.A.C Henmon, salah seorang diantara penyusun tes inteligensi kelempok henmon-nelson,mengatakan bahwa inteligensi terdiri atas dua macam faktor yaitu :
1. Kemampuan untuk memperoleh pengetahuan.
2. Pengetahuan yang telah diperoleh (Wilson, dkk., 1947).
Edward Lee Thorndike (1913), seorang tokoh psikologis fungsionalisme yang hidup antara tahun 1874-1949, mengtakan bahwa inteligensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta (Willson, dkk., 1974)
Ditahun 1941, George D. Stoddard menyebut inteligensi sebagai bentuk kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang berincikan :
a)      Mengandung kesungkaran.
b)      Kompleks.
c)      Abstrak.
d)     Ekonomis.
e)      Diarahkan pada suatu tujuan.
f)       Mempunyai nilai sosial.
g)      Berasal dari sumbernya.
David Wechsler, pencipta skala-skala inteligensi wechsler yang sangat populer sampai waktu ini,mendefinisikan inteligensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang  untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secera rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif (Wechsler, 1958; Bernard, 1965 h.215)
Dalam kesimpulannya, Sternberg dan kawan-kawannya menemukan bahwa konsepsi orang awam mengenai inteligensi mencakup 3 faktor kemampuan utama yaitu:
a)      Kemampuan memecahkan masalah-masalah yang praktis yang berinci utama adanya kemampuan berpikir.
b)      Kemampuan verbal (lisan) yang berinci utama adanya kecakapan berbicara dengan jelas dan lancar.
c)      Kompetensi sosisal yang berinci utama adanya kemampuan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya.
Sedangkan ilmuan lain berpendapat bahwa :
1)      Charles Sperman (1863-1945) berpendapat bahwa inteligensi merupakan kemampuan yang tunggal.dia menyimpulkan bahwa semua tugas dan prestasi mental hanya hanya menuntut dua macam kualitas saja yaitu,inteligensi umum dan keterampilan individu.
2)      L.L Thurstone (1887-1955)seorang ahli dibidang listrik di amerika yang kemudian menerjunkan diri dalam pembuatan tes,lebih menekankan aspek terpisah-pisah dari inteligensi,dia menyatakan dengan tegas bahwa inteligensi umum  dari tujuh kemampuan yang dapat dibedahkan dengan jelas yaitu :
a.       Untuk menjumlah,mengurangi,mengahlikan,dan membagi.
b.      Menulis dan berbicara dengan mudah.
c.       Memahami dan mengerti makna kata yang diucapkan.
d.      Memperoleh kesan akan sesuatu.
e.       Mampu memecahkan persoalan dan mengambil pelajaran dari pengalaman lampau.
f.       Dengan tepat dapat mek\lihat dan mengerti hubungan benda dalam ruang.
g.      Mengenali objek dengan tepat dan cepat.
3)      William Stern menemukakan inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi yang baru denagn menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya.william sren berpendapat bahwa inteligensi sebagian besar tergantung pada  dasar dan turunan. Pendiduikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada inteligensi seseorang.
4)      V. Heas mengemukakan Inteligensi ialah sifat kecerdasan jiwa.
5)      Prof. Kohnstermm berpendapat bahwa inteligensi itu dapat dkembangkan,tetapi memenuhi syarat tertentu dan hanya mengenai segi kulitasnya saja, syarat-syarat itu ialah:
a)      Bahwa pengembangan itu hanya sampai batas kemampuansaja.
b)      Terbatas juga pada mutu inteligensi.
c)      Perkembangan inteligensi.
6)      Menurut prof. Watering seprang maha guru di amsterdam menyatakan bahwa menurut penyelidikanya belum dapat dibuktikan bahwa inteligensi dapat diperbaiki atau dilatih.

b.      Beberapa Pendekatan
Dalam memahami hakikat inteligensi, Maloney dan ward (1976, dalam Groth-marnat, 1984)mengemukakan empat pendekayan umum yaitu :
a)      Pendekatan teori belajar.
b)      Pedekatan neorobiologis
c)      Pendekatan teori-teori psikometri
d)     Pendekatan teori-teori perkembangan
Keempat cara pendekatan tersebut tidak terpisah secra eksklusif,akan tetapi saling tumpang-tindih sampai taraf tertentu.
c.       Tingkat-tingkat Kecerdasan
            Kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan  yang baru tidak sama untuk tiap-tiap makhluk. Tiap-tiap orang mempunyai cara tersendiri. Maka dapat dikatakan, bahwa  kecerdasanbertingkat-tingkat.munkin ada berbagai tingkat kecerdasan yaitu :
a)      Kecerdasan binatang
b)      Kecerdasananak-anak
c)      Kecerdasan manusia
Berapa hal yangmerupakan ciri kecerdasan manusia antara lain :
a)      Penggunaan bahasa,yaitu kemampuan berbahasa mempunyai faedah yang besar terhadap perkembangan pribadi.
b)      Penggunaan perkakas,kata bergson,perkakas adalah merupakan sifat terpenting dari pada kecerdasan manusia,dengan kata lain, perkataan,perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan bagaimanamendapatkan,bagaimana membuat,dan bagaimana mempergunakan perkakas.
Perbedaan antara manusia dan binatang :
-          Binatang dalam mengatasi masalah  hidup atau mencapai maksud sebagian dipakai alat yang menjadi miliknya,misalnya,paruh.kuku,sayap dan sebagainya.
-          Manusia,menemukan,menggunakan,membuat, dan menyimapan.

d.      Inteligensi: Definisi Teoritis dan Karakteristik
Inteligensi berasal dari bahasa Latin intelligentia, yang berarti kekuatan akal manusia.  Sudah banyak sekali definisi yang dibuat para ahli mengenai inteligensi.  Orang awam seringkali mengartikan ini sebagai kecerdasan, kepintaran, ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi.[14]
Ahli-ahli psikologi memusatkan perhatian pada masalah perilaku inteligensi itu sendiri daripada membuat batasan apa yang dimaksud dengan inteligensi.  Ini karena ada anggapan bahwa inteligensi merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi, sedangkan perilaku inteligensi lebih konkrit batasan dan ciri-cirinya sehingga lebih bermanfaat untuk dipelajari (Azwar, 2004).    Dengan mengidentifikasi ciri-ciri dan indikator-indikator perilaku inteligensi maka dengan sendirinya definisi inteligensi akan terkandung di dalamnya.
Tes inteligensi telah dibuat sejak sembilan dekade lalu, namun sejauh ini belum ada definisi yang dapat diterima secara universal. Konsep mengenai inteligensi sebagai kemampuan mental memang banyak disetujui, tetapi apa saja yang termasuk dalam pengertian kemampuan mental itu sendiri masih diperdebatkan.
Galton, seorang ahli psikologi, menyatakan bahwa ada dua karakteristik yang hanya dimiliki oleh orang-orang berinteligensi tinggi yang membedakannya dari orang-orang yang berinteligensi rendah, yaitu energi/kemampuan untuk bekerja dan kepekaan terhadap stimulus fisik.  Definisi Galton ini merupakan pendekatan berciri psikofisik.
Sementara itu, Alfred Binet (1857 - 1911), tokoh utama perintis pengukuran inteligensi, bersama Theodore Simon mendefinisikan inteligensi dengan tiga komponen, yaitu (1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, (2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan (3) kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau autocriticsm.
L.M. Terman, ditahun 1916  mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir abstrak.  Goddard, tahun 1946 mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.
Edward Lee Thorndike (1874 - 1949), tokoh psikologi fungsionalisme, mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa inteligensi selalu berkaitan dengan pemecahan masalah.  Sebagaimana  karakteristik yang diberikan oleh  Sternberg (1981)              di bawah ini:
Komponen
Karakteristik
Kemampuan memecahkan masalah
  1. Mampu menunjukkan pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi
  2. Mengambil keputusan tepat
  3. Menyelesaikan masalah secara optimal
  4. Menunjukkan pikiran jernih
Inteligensi verbal
  1. Kosakata baik
  2. Membaca dengan penuh pemahaman
  3. Ingin tahu secara intelektual
  4. Menunjukkan keingintahuan
Inteligensi praktis
  1. Tahu situasi
  2. Tahu cara mencapai tujuan
  3. Sadar terhadap dunia sekeliling
  4. Menunjukkan minat terhadap dunia luar
Jadi, inteligensi bukan hanya menekankan pada aspek kemampuan kognitif (intelektual) saja, tetapi juga mementingkan aspek kemampuan sosial yang bersifat nonkognitif.
Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa sekalipun rumusan definisi inteligensi itu mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu akan tetapi tidak pernah mengurangi penekanan pada aspek kognitifnya.

e.       Ragam Inteligensi Manusia

Alkisah ada seorang anak laki-laki berusia kurang lebih sepuluh tahunan yang merisaukan kedua orang tuanya. Ia lamban dalam belajar, dan selalu membuat keributan di kelas ketika murid-murid yang lain sedang tekun menyimak pelajaran, yang kemudian diakhiri dengan pengusiran yang memalukan dari kelas;  “kehadiran kamu di kelas menggangu dan berdampak buruk bagi murid-murid lain”.
Beberapa tahun kemudian, si anak itu mengenang kembali kesulitan-kesulitan belajarnya itu, secara filosofis ia mengatakan: “Perkembangan intelektualku lambat, akibatnya aku mulai berminat terhadap ruang dan waktu ketika aku dewasa. Secara alamiah, aku dapat mendalami masalah itu lebih dalam dari seorang anak”. Dan kurang lebih 11 tahun setelah diusir dari sekolah, Albert Einstein muda mempublikasikan teorinya tentang relativitas yang mengubah pemahaman kita tentang jagat raya.
Kemampuan-kemampuan dasar yang telah dipelajarinya disamping yang dibawa sejak lahir–khususnya persistensinya yang teguh dan kecakapannya dalam bermain-main dengan gagasan–bagi kejeniusannya nampak sama pentingnya dengan segi ketajaman inteleknya.  Aspek-aspek inteligensi yang sangat kuat yang diabaikan dalam difinisi konvensional itu mendapat perhatian lebih, dalam suatu gelombang penelitian baru. Gelombang penelitian ini muncul setelah beberapa tahun penelitian sebelumnya menyingkap tentang sempitnya pengukuran kemampuan-kemampuan dasar yang biasa dipakai. Ini terbukti bahwa inteligensi terdiri dari beberapa dimensi, dan mengagumkan;  hal ini termasuk karakter kepribadian, ketrampilan kreatif, dan kecakapan-kecakapan intelek yang tidak bisa diungkapkan melalui test.  Kemampuan-kemampuan ini muncul dari penelitian terhadap empat faktor utama;
  1. Intellectual Quotient; Penelitian-penelitian berkala menunjukan bahwa skor IQ seseorang mungkin sangat beragam dalam seluruh jenjang kehidupannya, dan nilai IQ, sebagai peramal kesuksesan di sekolah sangatlah dilebih-lebihkan. IQ hanya dapat mengukur kurang lebih 30% variasi penampilan akademis seorang siswa.  Lebih dari setengahnya masih tetap tidak terjelaskan.  Kreativitas; Skor IQ,  yang merefleksikan kemampuan menjawab dengan satu jawaban yang tepat melalui langkah-langkah logis, hanya mengukur kurang lebih setengah lusin variabel kemampuan mental.  :  “Test Kreativitas”, yang mencakup kemampuan beradaptasi dalam menemukan berbagai pemecahan terhadap suatu masalah, bisa jadi dapat mengukur satu lusin lebih.  Diantara keduanya, kurang lebih hanya satu perenam kemampuan khusus yang diyakini termasuk dalam aspek inteligensi yang tereksplorasi.  Kreativitas adalah aspek lain dari inteligensi, test ini saja hampir sama sempitnya dengan test IQ.
  2. Kepribadian; Individu-individu unggul dalam beberapa kegiatan intelektual karena kepintaran semata, juga biasanya unggul karena dorongan kepribadian mereka.  Dulu, definisi sempit mengenai inteligensi biasanya tidak mencakup aspek kepribadian.  Sekarang, para ilmuwan yang meneliti orang-orang yang telah memperlihatkan keberhasilan inteligensi mereka yang luar biasa, menemukan bahwa mereka dalam kepribadiannya berbeda dengan orang biasa. Disamping rasa ingin tahu, persisten dan kapasitas untuk kritis terhadap diri sendiri.  Orang yang mempunyai kreativitas tinggi biasanya juga menunjukan jiwa keterbukaan, independen, imajinatif serta penuh rasa humor.
  3. Struktur Otak dan Unsur Kimiawi; Perkembangan dalam pengetahuan fisiologi otak mungkin dapat membantu kita memahami beberapa diantara lusinan kemampuan intelektual lain kita yang tidak terukur oleh test IQ, kepribadian, atau test kreativitas.  Sebagai contoh, perhatian–yang begitu mendasar dalam mengarahkan usaha intelek–kebanyakan dibangun oleh bagian-bagian otak yang lebih primitif yang juga mengontrol emosi.  Dan hubungan antara keterlibatan emosional pada subyek dengan kemampuannya untuk memahami, muncul menjadi sistem ganjaran (reward system) kimiawi yang terletak pada otak, dimana emosi memberi ganjaran kepada “pusat perhatian” atas pekerjaan yang telah dilakukannya dengan baik–dengan menciptakan rasa puas dan nyaman.[15]

f.       Inteligensi Dapat Dikembangkan
Diperlukan usaha untuk mengembangkan inteligesi kita. Langkah pertama adalah memanfaatkan bentuk kecakapan yang telah kita miliki sekaligus mencoba meningkatkan kecakapan-kecakapan lain.  Sering hal ini melibatkan suatu perubahan kebiasaan berpikir dan melihat dunia di sekeliling kita dengan suatu cara yang baru.  Untuk memahami proses-proses tersebut dengan lebih baik, mari kita melihat beberapa metode yang digunakan orang-orang terhormat karena inteligensinya.  Mereka mengadopsi kebiasaan-kebiasaan berpikir positif.  Mereka terbuka terhadap masalah-masalah yang menantang dan mencoba belajar dari setiap situasi baru, dengan cara :
  • Terapkan suatu pendekatan yang sistematis dalam pemecahan masalah. Satu di antara prilaku-prilaku yang paling umum dari siswa yang mempunyai nilai buruk dalam test IQ adalah perasaan impulsif, yang mengarahkan mereka menerka suatu jawaban tanpa sama sekali memikirkan masalahnya secara mendalam. Lakukan pemecahan masalah dengan mengurainya ke dalam beberapa langkah.
  • Kuasailah berbagai kemampuan membaca.  Elemen-elemen penting dalam kebanyakan test IQ, melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kata-kata, suatu kemampuan yang dapat dikuasai hanya melalui banyak membaca–dengan memberikan perhatian khusus pada kata-kata asing dan cara penggunaannya Kembangkan suatu lingkungan berpikir untukAnda dan anak Anda.

I.       INTUISI
Intuisi adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal. Untuk memahaminya, tidak cukup hanya menggunakan kategori akal logika saja. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah batin, firasat atau intuisi, tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah tersebut diterjemahkan dalam berbagai makna.Tapi yang pasti, intuisi adalah keadaan dimana seseorang merasakan akan terjadinya suatu peristiwa sebelum peristiwa itu benar-benar terjadi, entah itu peristiwa baik ataupun buruk.[16]
Meskipun arti dari intuisi adalah kemampuan untuk mengetahui dan merasakan peristiwa yang akan terjadi, namun intuisi tidak sama dengan meramal. Intuisi datang tanpa terencana, sedang meramal dapat direncanakan obyek apa yang ingin diketahuinya. Intuisi wujudnya abstrak, sedang ramalan lebih berbentuk. selain itu, perbedaan yang mencolok adalah, kemampuan meramal hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang memang dianugerahi bakat meramal atau keparanormalan, sedangkan intuisi dimiliki oleh semua orang.
Intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan fikiran, mirip ilham. Intuisi ini sifatnya kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak disadari. Maka intuisi dapat dianggap sebagai bentuk berfikir “tembus langsung” dengan menggunakan wawasan insting menanggapi satu situasi.
a.      Mengasah Intuisi
Intuisi adalah pengetahuan yang bergerak antara rasional dan literal. Sehingga untuk memahaminya, tidak cukup bila hanya menggunakan kategori akal. Tetapi harus memiliki keyakinan bahwa semua kejadian dimuka bumi ini tidak terlepas dari Sunatullah. Proses berlangsungnya Sunatullah itu melewati beberapa tahapan yang sudah pasti terjadi sebelum sampai pada kejadiannya sendiri. Direntang inilah terlahirkan kekuatan alam bawah sadar manusia yang disebut intuisi. Keyakinan akan Sunatullah sebagaimana disebut diatas itulah salah satu cara untuk mengasah atau mempertajam intuisi.
Cara lain untuk memberdayakan daya intuisi agar bermanfaat dalam kehidupan sebagai berikut :
1.      Meyakini dan menghargai intuisi
Awal dari segalanya adalah keyakinan. Dengan meyakini bahwa anda mampu dan mempunyai intuisi, serta meyakini kalau anda mampu mengetuk dan berniat mengembangkannya, maka intuisi pun akan berkembang sebagaimana yang anda harapkan serta memberikan informasi dan hal-hal lain yang bermanfaat dalam kehidupan.
2.      Meningkatkan Spiritualitas
Sebagaimana telah dijelaskan diatas, intuisi bergerak antara rasional dan literal (sesuatu yang tak bisa dibayangkan) . Sehingga untuk mempertajam intuisi, kemampuan yang ada pada diri kita saja tidak cukup, dan butuh campur tangan pemilik kehidupan. Dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Ibaratnya kita memasang radar untuk menangkap dan mendeteksi isyarat-isyarat yang datang dari langit.
3.      Pengendalian Emosi
Indera keenam akan dapat berfungsi dengan baik, apabila emosi senantiasa terkontrol. Memberdayakan intuisi tidak berbeda halnya dengan mengaktifkan indera tidak kasat mata tersebut. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari diusakan semaksimal mungkin agar emosi dapat selalu terjaga Untuk menjaganya, upayakan agar kerja pikiran dan perasaan selalu seimbang.
4.      Mengisi Jiwa
Mereka yang terbiasa mengisi jiwanya, menghayati perasaannya dan senantiasa belajar untuk mebaca fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya, akan memiliki kepedulian yang lebih dalam memperhatikan keadaan kejiwaan orang lain. Dan juga peka membaca perubahan-perubahan yang terjadi disekelilingnya. Kepekaan jiwa dan perasaan sangat penting untuk dimiliki, karena intuisi sering kali datang lewat tanda-tanda, lewat perlambang-perlambang yang membutuhkan kepekaan perasaan untuk bisa menangkap dan menerjemahkannya.
5.      Permainan Mengendalikan Indera Mistik
Ada salah satu cara untuk melatih dan mengasah indera mistik, yaitu dengan melakukan permainan yang sederhana. Permainan tersebut dilakukan rutin setiap hari dengan meluangkan waktu sekitar seperempat jam. Caranya adalah dengan menuliskan dalam sebuah buku, keinginan, harapan atau apa saja yang sangat diidam-idamkan
Ingat, yang harus anda tulis adalah sesuatu yang benar-benar keluar dari dalam hati, dan bukan hanya sekedar rekaan saja. Keinginan tersebut dapat berwujud benda, atau yang bersifat non materil seperti ketentraman rumah tangga, naik pangkat atau jabatan, bertambah gaji atau yang lainnya.
Setelah itu bayangkan keinginan tersebut benar-benar tercapai, tanpa berpikir bagaimana cara mencapainya. Baru kemudian buku ditutup dan kerjakan aktivitas rutin sehari-hari. Lakukan hal itu setiap hari selama sebulan lamanya. Setelah genap sebulan, bukalah kembali buku anda dan bacalah keinginan dan harapan anda yang telah anda tulis. Maka anda akan menemukan sebagian dari keinginan tersebut dapat tercapai, padahal sebelumnya sama sekali tidak diperhitungkan. Permainan ini selain mengkondisikan otak untuk selalu dalam kondisi positif thinking, juga dapat mempertajam intuisi.
6.      Membaca Mimpi
Mimpi biasanya datang dalam bahasa atau perlambang yang dapat dimengerti, dan intuisi kerap hadir dalam wujud mimpi.Karena itu cobalah untuk belajar membaca mimpi dan cobalah untuk memperhatikan tema-tema besar apa yang muncul dalam mimpi anda Bila perlu amati rangkaian peristiwa dalam mimpi dan catat setelah anda terbangun. Kemudian hubungkan mimpi-mimpi tersebut dengan kejadian-kejadian baik internal maupun eksternal. yang berlangsung keesokan harinya. Cara ini dapat dipakai untuk melatih pengendalian indera mistik.
Cara lain untuk mengingat mimpi adalah dengan menjadikannya sebagai permainan, siapkanlah buku dan catat pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah yang sedang anda hadapi, sebelum berangkat tidur. setelah terjadi bangun esok harinya, segera catat mimpi anda semalamsumber: inpasonline

b.      Konsep Instuisi menurut al-Attas

Intuisi bagi al-Attas adalah pemerolehan ilmu di peringkat yang tinggi, iaitu di peringkat istimewa yang hanya dialami oleh orang-orang tertentu (khawas atau khawas al-khawas), di mana sampainya ilmu merupakan proses yang cepat dan langsung tanpa batas-batas sujek-objek, partikular-partikular, dan keberagaman pada aspek eksternal manusia. Inilah intuisi yang merupakan kondisi ihsan bagi kalangan Sufi.[17]
Intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai satu peristiwa atau kebenaran, tanpa perurutan fikiran, mirip ilham. Intuisi ini sifatnya kreatif dan menjadi bagian dari kehidupan psikis yang tidak disadari. Maka intuisi dapat dianggap sebagai bentuk berfikir “tembus langsung” dengan menggunakan wawasan insting menanggapi satu situasi. Intuisi juga bisa diartikan melihat dengan jiwa atau melihat sedalam-dalamnya. Misalnya seseorang yang sudah putus asa, tak dapat menyelesaikan sesuatu soal, tiba-tiba dengan tak disangka ia mengetahui bagaimana menyelesaikannya.
Pada umumnya kaum wanita lebih intuitif daripada laki-laki, artinya wanita sering mendapat intuisi. Hal ini mungkin disebabkan karena umumnya wanita lebih lama merenungkan sesuatu dan lebih banyak hidup dlam perasaan.


[1] Naisaban, Ladislaus.2003.Psikologi Umum.Bandung : Gramedia Widiasarana. Hal. 37 lihat juga Khan, Inayat. Dimensi Spiritual Psikologi. New York : Omega Publication
[2] http://barlan-yoeslan,blogspot.com
[3] Naisaban, Ladislaus.Op. Cit., Hal 37
[4] Naisaban, Ladislaus.Op. Cit., Hal 38
[5] Ibid., Hal. 38
[6] Ibid., Hal. 38
[7] Ibid., Hal. 38
[8] Irwanto.2002.Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa.Jakarta:PT Prenhallindo.Hal.142
[9] Ibid.,Hal.143
[10] Naisaban, Ladislaus.Op. Cit., Hal 40
[11] Ibid., Hal 41
[12] Ibid., Hal 42
[13] Irwanto.Op.Cit.,Hal.166
[17] http://hanputra.blogspot.com/2011/01/konsep-instuisi-menurut-al-attas.html

Kalkulator CINTA

Yang Mau Cek Kekuatan Cinta,Silahkan Cek Pasangan Anda Dibawah Hi..hi..!!